PENERAPAN GAYA GESEKAN PADA REM DENGAN BAN
O
L
E
H
KELOMPOK 1: KELAS XI IPA 5
è BENEDIKTUS ANDJAR TITO ATMOKO
è BOY EBI YOSEP TAMBA
è ANNISA RAHMADIYAH
è ALFADIO
PENDAHULUAN
Sistem rem
pada kendaraan merupakan salah satu komponen penting keamanan dalam berkendara,
tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam
pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya
dengan secermat mungkin. Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
- Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan.
- Mengontrol kecepatan selama berkendara.
- Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
SISTEM PENGEREMAN
Sewaktu rem dijalankan , peralatan
rem bekerja untuk membangkitkan gesekan antara dan permukaan jalan dan demikian
dapat menghentikan laju kendaraan.
Gaya
pengereman maksimum(gaya gesekan) untuk permukaan jalan di ambil dari gaya yang
menekan atas permukaan jalan dan koefisien gesek. Dan dinyatakan dengan rumusan
berikut. Gaya pengereman = gaya yang bekerja atas permukaan jalan x koefisien
gesek jalan.
Gaya
(N) yang bekerja atas permukaan jalan adalah berat yang di bebankan pada
permukaan jalan(kg) x percepatan gaya berat (G). Besar G : konstanta 9,81
meter/s2
Perubahan
pembagian beban pada roda depan dan belakang. Sewaktu rem dijalankan padasaat
mengendarai sepeda motor, suspensi depan tertekan dan suspensi belakang
meregang.ada gaya yang mendorong pengemudi ke depan sewakturem dijalankan
dengan kuat. Disebut gaya inersia. Pengeraman ini yang menyebabkan beban pada
roda belakang berkurang dan hampir tak ada beban, maka jika pengeraman dengan
kuattetap dijalankan sewaktu beban roda belakang berkurang. Hal ini yang
menyebabkan ban sliding sehingga kecepetan roda belakang akan mendahului roda
depan dan motor jadi oleng. Untuk memanfaat kan kerja pengereman roda depan dan
belakang yang maksimum diperlukan pengoperasian rem yang disesuaikan dengan
perubahan beban pada roda depan.
Pembagian gaya pengereman
Menurut teori gaya pengereman maksimum bekerja tepat sebelum
kedua roda depan dan belakang mengunci secara bersamaan.
Contoh :
1. Pada
permukaan jalan yang sangat licin dengankoefisien gesek 0,3. Batas pengereman
adalah 370N untuk roda depan dan 250N untuk roda belakang. Jika gaya pengereman
malampauibatas ini, ban akan slip atau sliding.
2. Jika
koefisien gesek yang umum untuk permukaan jalan kering adalah 0,8. Pada keadaan
ini kendaraan tidak mudah slip. Roda depan dapat lebih kuat 1400n dan belakang
280N. Dengan demikian jalan kering mempunyai koefisien gesek lebih besar dan
dengan menjalankan rem depan lebih kuat, kendaraan dapat berhenti. Dalam jarak
yang lebih pendek.
3. Jika
koefisien naik menjadi 0,6. Gaya pengereman roda depannaik 2 kali lipat sampai
930N depan dan 330N belakang.
Gesekan pada rem berguna untuk
memperlambat kendaraan.
|
Prinsip
Dasar Pengereman
Pengereman
dengan Roda Terkunci
Untuk analisa, rem yang digunakan
di sini adalah tipe rem piringan dan gaya tekan kampas rem terhadap bidang rem
dianggap terjadi pada satu titik. Roda akan terkunci jika gaya gesek (F) pada
kampas rem lebih besar dari gaya gesek statis antara jalan dengan ban. Pada
kondisi ini maka gaya pengereman yang terjadi adalah gaya gesek kinetik (fk)
antara permukaan jalan dan roda. Jika
roda dianggap seketika terkunci ketika dilakukan pengereman dan kecepatan awal
dan massa kendaraan masing-masing adalah V1 dan m, maka dengan prinsip kerja
dan energi besarnya jarak pengereman (x) dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut: ½ mv1/fk
Sedang
besarnya perlambatan (a) yang terjadi dapat diturunkan dari hukum Newton II dan
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut dimana g adalah percepatan grafitasi: a = mk g
Pengereman
dengan Roda Tidak Skid
Analisa
gaya yang bekerja pada roda ketika terjadi pengereman dengan roda tidak skid
ditunjukkan
pada gambar 2.
Gambar 2. Diagram gaya roda
R
adalah gaya reaksi jalan terhadap roda ketika dilakukan pengereman. R berubah mengikuti
besarnya gaya pengereman (F) dan pada kondisi tidak skid R belum mencapai besarnya
gaya gesek statis. Dengan menggunakan prinsip hukum Newton dan dari diagram
gaya di atas dapat diturunkan dua persamaan sebagai berikut.
F - F + R = m.a
F (D2 -
D1) =
I
α +
m.a.D
Dimana
I dan α masing-masing adalah momen inersia massa dan percepatan sudut
roda.
Pada keadaan roda menggelinding berlaku hubungan bahwa a = D1α. sehingga
besarnya
perlambatan yang terjadi dari dapat diperoleh dari persamaan 4.
Besarnya
efek pengereman juga dapat diturunkan dari prinsip usaha dan energi.
Usaha
dari gaya gesek makin besar dengan makin besarnya gaya gesek yang diberikan
sehingga jarak pengereman dapat semakin pendek. Jarak pengereman terdekat
dicapai bila gaya pengereman yang terjadi adalah maksimum yaitu ketika R tepat
mendekati harga gaya
gesek
statisnya. Bila gaya pengereman dinaikkan maka roda akan skid dan gaya pengereman
yang bekerja berubah menjadi gaya gesek kinetik sehingga tidak lagi dapat memberikan
efek pengereman yang maksimum.Sebaliknya bila gaya pengereman diturunkan maka
efek pengeremannya juga akan berkurang. Secara operasional maksimalisasi
pengereman dilakukan dengan cara memberikan gaya pengereman yang berdenyut.
Ketika besarnya
gaya
pengereman telah mencapai harga maksimum dan roda mulai skid maka besarnya
gaya
tersebut harus diturunkan dan kemudian dinaikan lagi ketika roda sudah tidak
skid.
Sesuai dengan rumusan K=mv2/2, besar
gaya kinetic akan naik sbesar kuadrat dari kecepatan suatu benda, sehingga
sebuah benda memiliki kecepatan 10 m/s memiliki gaya kintik 100 kali lebih
besar daripada benda bergerak dengan kecepatan 1 m/s. hal ini juga menandakan
bahwa benda yang bergerak pada 10 m/s tadi membutuhkan jarak pengereman yang
lebih jauh 100 kali daripada benda yang berkecepatan 1 m/s.
Sistem
pengereman ABS / Anto Lock Brake Sistem
ABS
(Anti-Lock Brake System)
ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan bermotor yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman. Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu kuatir kendaraan akan selip dan lepas kendali).
Cara kerjanya adalah pada kendaraan ada electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pda brake circuit. Electronic unit memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan me’release’, dan selanjutnya mengerem lagi. Mirip kalau melakukan rem sedikit-sedikit alias tekan-lepas-tekan lepas. Nah ABS itu bisa melakukan pengereman alias ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna mencegah ban terkunci.
Penerapan teknologi ABS ini, kadang juga ditambah teknologi traction control.Dimana kalau ABS tuh ngatur pengereman,sedangkan traction control akan ngurangin power.
DAFTAR
PUSTAKA
http://hcsttangerang.blogspot.com/2011/03/sistem-pengereman.html